SIDOARJO (mediasurabayarek.net) – Pengacara internasional Erles Rareral SH. MH turut prihatin atas insiden rekan seprofesi pengacara di Jawa-Timur (Jatim) yang dikeroyok oleh puluhan debt-collector.
“Pertama-tama saya menyesalkan indisiden yang terjadi terhadap rekan seprofesi (pengacara) di Bumi Surabaya. Berangkat dari situ, sebagai anak bangsa yang tentunya kita mengedepankan nilai-nilai sportivitas , nilai-nilai kebersamaan, nilai-nilai musyawarah untuk mufakat, akhirnya hilang,” ucap Erles Rareral SH yang juga sebagai Tokoh Pemuda Indonesia Timur ini.
Perlu diingat dan
dicatat, ujar dia, bahwa Surabaya ini kota sejarah dan perjuangan dengan heroic
bagaimana Pahlawan-pahlawan Bung Tomo,merebut kemerdekaan dan mempertahankan
kemerdekaan.
Lagi-lagi Surabaya tercoreng, Erles SH menyesalkan insiden ini kenapa tidak mengandalkan komunikasi.
“Tetapi kita kok mengedepankan fisik untuk menyelesaikan
permasalahan. Kita mengedepankan otot, untuk apa ? Saya juga di sini , berterima-kasih
kepada jajaran oleh Bapak Kapolda dan Kapolrestabes Surabaya dalam menyikapi
insiden ini, segera mengamankan pelaku,” cetusnya.
Erles SH juga turut
prihatin terhadap rekan seprofesi (Gus Yasin-red) dan keluarganya dan tentunya
memberikan support (dukungan-red) sesama lawyer, agar segera bangkit dan pulih,
serta segera beraktivitas kembali.
“Hukum pasti ditegakkan.
Siapapun pelaku jelas teman-teman kepolisian mengamankan dan pasti proses. Saya
himbau kepada masyarakat agar hal-hal seperti ini, tidak terulang lagi.
Kejadian seperti ini tidak perlu ada lagi di Bumi Indonesia Raya yang kita cintai ini,” katanya.
Masih lanjut Erles SH, dengan
semangat perjuangan , kita harus wujudkan (cita-cita) The Founding Father dan Bapak Presiden RI, Prabowo Subianto.
“Mari kita bersatu padu untuk
membangun bangsa dan harus ikut ambil bagian dalam pemerintahan ini agar
tercapai apa yang kita inginkan dan idamkan selama ini, Indonesia makmur dan
Indonesia Berjaya,” ungkapnya mengakhiri wawancara dengan media massa di
Surabaya, Jum’at (17/1/2025) siang.
Sebagaimana diketahui, Polrestabes Surabaya memastikan jika sebagian dari debt-collector pengeroyok pengacara Tjetjep Muhammad Yasin (Gus Yasin) sudah diamankan. Sedangkan, pelaku lainnya diminta segera menyerahkan diri ke pihak kepolisian secepatnya.
Penyidik Polrestabes
tengah mendalami kasus tersebut dan memeriksa 6 (enam) orang saksi.
Sementara itu, Ketua Tim
Hukum Korban, Andry Ermawan SH menerangkan,
pihaknya mengapresiasi langkah Polrestabes Surabaya dalam menangani
perkara ini. Pasalnya, Polrestabes Surabaya bertindak cepat dengan segera
melakukan pemeriksaan terhadap para saksi.
Penyidik juga meminta
keterangan korban Tjejep dengan mendatangi Rumah Sakit (RS) PHC Tanjung Perak
Surabaya.
Pengacara Tjejep Muhamad
Yasin yang akrab dipanggil Gus Yasin, diketahui dikeroyok belasan orang
debt-collector di kawasan Kebraon, Karang Pilang, Surabaya, Senin (13/1/2024)
malam.
Gus Yasin menceritakan,
ketika dia akan berangkat shalat Isya’ di masjid. Dia mampir di rumah makan
milik Proko, untuk membeli makanan untuk
berbuka puasa.
Ketika itu, Gus Yasin
melihat ada banyak pria berkulit hitam mendatangi rumah makan tersebut.
Pria berwajah sangar itu diperkirakan sebanyak 15 orang dan berniat menagih utang kepada pemilik rumah makan, yakni Proko. Mereka terlihat cekcok mulut dan debt-collector terlihat sudah emosi.
“Pemilik rumah makan punya
tagihan utang kartu kredit. Nah kebetulan saya ada di sana dan mau pesan
makanan. Saya berusaha meredakan situasi. Sayangnya mereka tida terima.
Sebenarnya, saya sudah bilang pada mereka bahwa saya pengacara, tetapi mereka
tidak mau tahu,” kata Gus Yasin, Ketua Harian Pergerakan Penganut Khittah
Nadliyyah (PPKN) ini.
Pada akhirnya, kepala
Gus Yasin dipukul oleh para debt-collector dan dikeroyok, hingga dia tidak
berdaya.
“Saya dikeroyok mereka,
perut ditendang, dada diinjak. Setelah saya terjatuh, kepala saya dipukuli.
Mereka tidak memiliki rasa kemanusiaan,” ungkapnya.
Parahnya lagi, ketika
pengeroyokan itu ada 5 (lima) anggota polisi dari Polsek Karangpilang dan
sejumlah warga setempat.
Kelima polisi tidak bisa
berbuat apa-apa. Kendati mereka berusaha melerai, Gus Yasin tetap dihajar
ramai-ramai.
Perbuatan premanisme
para debt-collector ini, Gus Yasin menderita luka kepala dan melaporkan
kejadian tersebut ke Polrestabes Surabaya.
Menurut Andry Ermawan
SH, Gus Yasin mengalami gegar otak ringan dan langsung dibawa ke RS PHC
Surabaya untuk mendapatkan perawatan. Tetapi, kabarnya Gus Yasin sudah pulang
ke rumahnya di Kebraon. Gus Yasin masih merasa pusing dan disarankan dirawat di
RSAL Surabaya.
“Kalau masih merasa
sakit, sebaiknya dirawat di Rumah Sakit saja. Biar kondisinya baik dulu dan sehat
dulu,” tukasnya.(ded)
0 komentar:
Posting Komentar