728x90 AdSpace

  • Latest News

    Kamis, 17 Oktober 2024

    'Catut' Nama Bupati, Sopir Masruri Kerapkali Minta Uang Ke Ari Suryono, Tanpa Sepengetahuan Bupati, Untuk Kepentingan Pribadi

     




    SURABAYA (mediasurabayarek.net) -  Sidang lanjutan Bupati Sidoarjo non-aktif , Ahmad Muhdlor Ali (GusMuhdlor) yang tersandung dugaan perkara pemotongan insentif ASN di lingkungan Badan Pengelola Pendapatan Daerah (BPPD) Kabupaten Sidoarjo, terus bergulir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR) Surabaya.

    Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK Andry Lesmana SH MH menghadirkan mantan ajudan Bupati, yakni Gelar Agung Baginda, Pradigsa Cahya Binara, Akbar Prayoga. Juga menghadirkan asisten pribadi (Aspri), Aswin Reza Sumantri, Agus Sugiarto (suami Siska Wati), M Robith Fuadi, Faridz Farah Zein (Sopir Ari Suryono) , dan mantan sopir Gus Muhdlor, Achmad Masruri.

    Setelah Hakim Ketua Ni Putu Sri Indayani SH MH ,membuka sidang dan terbuka untuk umum, mempersilahkan Jaksa Andry SH untuk bertanya pada saksi-saksi terlebih dahulu.

    Jaksa bertanya pada saksi Achmad Masruri, apakah saudara diberikan kewenangan untuk mengambil uang yang ada di ATM Bank Jatim ?

    “Ya, saya diberikan kewenangan untuk mengambil uang yang ada di ATM Bank Jatim untuk keperluan pribadi beliau (Gus Mudhlor)  saya yang mengambilkan,” ucapnya di ruang Cakra Pengadilan TIPIKOR Surabaya.

    Menurut Masruri, dia diberikan uang oleh istri beliau untuk operasional Rp 10 juta. Tetapi, pasti kurang dan menutupi kekurangannya mengambil uang di ATM.

    Sesuai perintah beliau, dari awal kalau ada keperluan untuk mengasih orang, di warung dan lainnya, mengambil uang di ATM.

    Nah dari situlah, akhirnya Masruri tidak pernah melaporkan ke Gus Mudhlor jika mengambil uang di ATM. Bahkan ada beberapa kali transaksi senilai Rp 10 juta hingga RP 20 juta keluar dari rekening itu.

    “Pertama kali, saya dipanggil Pak Ari Suryono dan diberikan uang sama sarung. Berawal dari situ, saya memberanikan diri untuk meminta uang kepada Pak Ari atas nama bapak Bupati untuk kepentingan pribadi saya,” ujarnya.

    Kebaikan hati dari Mantan Bupati Sidoarjo itu justru disalahgunakan oleh sopir pribadinya, Masruri yang nekad menggunakan nama Gus Muhdlor untuk meminta-minta uang ke Ari Suryono.

     “(Jujur) Saya menggunakan nama Bupati supaya diberi uang. Saya tidak izin ke Bupati karena takut.Saya tidak menyebut nilai mau minta uang berapa. Tetapi, sama Pak Ari dikasih,” cetusnya.

    Dijelaskan Masruri, uang yang sudah diterima oleh dirinya terbilang cukup banyak. Selama tahun 2022, sudah menerima Rp 15 juta sebanyak tiga kali. Kemudian padatahun 2023, menerima Rp 20 juta sebanyak satu kali.

    Bukan hanya itu, Masruri juga seringkali diberikan uang pulsa oleh Ari Suryono sebesar Rp 500 ribu oleh Ari Suryono. Bahkan sudah menjadi kebiasan Masruri untuk meminta uang kepada Ari Suryono.

    “Atas inisiatif sendiri dengan mengatasnamakan bupati untuk meminta uang operasional. Terakhir pada tahun 2023 dikasih Siska Wati langsung untuk untuk uang pulsa setiap awal bulan dikasih. Saya chat pak Farid untuk meminta uang pulsa,” katanya.

    Hal itu di luar sepengetahuan dari Gus Muhdlor. Sedangkan paket DHL untuk pembayarannya Masruri yang diperintah.

    “Saya Tanya Mas Digsa untuk menyiapkan uang Rp 30 juta. Saya langsung meminta Pak Bupati. Ketika beliau di pendopo, langsung mengambilkan uang,” bebernya.

    Dan uang Rp 30 juta tersebut sudah di tangan Masruri. Nah, setelah paket tersebut diurus oleh Digsa, Gelar dan Ari Suryono, akhirnya paket dari Maroko itu berhasil dikeluarkan, dengan membayar pajak ke Bea Cuakai sebesar RP 27 juta.

    Karena tidak ketemu-ketemu dengan Ari Suryono, uang RP 30 juta dari Bupati itu dipakai Masruri, tanpa sepengetahuan Bupati. “Sekarang uang itu sudah habis,” katanya.

    Diakui Masruri, bahwa uang itu dipakai untuk keperluan pribadi  dan melunasi hutang. Uang itu juga dibelikan beras untuk dibagikan ke janda-janda dan tetangganya yang kurang mampu.

    “Ini saya lakukan agar dipandang baik oleh para tetangga.Ketika Bupati keluar negeri, juga pernah dikasih Rp 25 juta untuk digunakan jalan-jalan bersama ajudan dan Aspri,” terangnya.

    Karena tidak jadi jalan-jalan, uang itu dibagikan secara merata kepada ajudan dan Aspri, hal ini diakui oleh tiga mantan ajudan Bupati Sidoarjo.

     “Ya benar, kami meneriam uang itu,” akunya. 

    Sehabis sidang, Penasehat Hukum (PH) Mustofa Abidin SH mengatakan, dari keterangan saksi-saksi ini tidak ada sesuatu yang benar-benar jelas membuktikan bahwa Bupati itu dianggap menikmati atau kepentingan Bupati. 

    "Seperti Masruri menerima beberapi kali (uang-red), tetapi itu untuk kepentingannya sendiri. Jadi , tidak ada untuk kepentingan Bupati," ungkapnya. (ded)

     

     


    • Blogger
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: 'Catut' Nama Bupati, Sopir Masruri Kerapkali Minta Uang Ke Ari Suryono, Tanpa Sepengetahuan Bupati, Untuk Kepentingan Pribadi Rating: 5 Reviewed By: Media Surabaya Rek
    Ke Atas