SURABAYA (mediasurabayarek.net) - Ada yang menarik dalam sidang lanjutan Putra Wibowo, Bos Robot trading viral blast, yang tersandung dugaan perkara investasi ilegal, dalam pemeriksaan saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Darwis SH dan Furqon SH dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya.
Adalah saksi Purnomo Raka Siwi (swasta) yang salah mengenai Putra Wibowo itu dianggapnya sebagai Ricky Media Putra. Sebab, Putra Wibowo dan Ricky Media punya wajah dan postur tubuh yang mirip satu sama lainnya.
Saksi adalah teman SD dari Ricky Media Putra. Sedangkan Putra Wibowo tidak mengenalnya.
Ketika Jaksa Darwis SH bertanya pada saksi Purnomo, apakah mengenal Putra Wibowo ?
"Saya ketemu Putra Wibowo, seperti layaknya seorang sales yang keliling. Lalu, saya ditanya apakah bawa KTP ? Mau kerja ? Tahu-tahu diajak Putra ke BCA, disuruh tanda tangan. Dikasih Rp 500 ribu, ketika buat rekening BCA di Wiyung," jawab saksi.
Sedangkan untuk pembuatan rekening tabungan di Bank Mandiri, saksi dikasih Rp 500 ribu. Bahkan saksi diberikan handphone (HP) Samsung untuk keperluan kelancaran komunikasi.
'"Untuk rekening BCA itu banyak sekali uang yang masuk (miliaran rupiah -red)," ucapnya.
Giliran Penasehat Hukum (PH) Shobirin SH dan Tomy SH bertanya pada saksi , apakah saksi mengenali foto ini (foto Ricky Media Putra) yang mirip wajahnya dengan Putra Wibowo ?
Saksi Purnomo menyatakan, foto itu mirip sekali dengan Putra Wibowo. "Yang pinjam rekening atas nama itu, teman saya ketika SD. Selama pinjam rekening 6 bulan itu, saya dikasih 3-4 kali. Saya hanya dikasih komisi 500 ribu setiap transaksi . Paling besar dikasih RP 1 juta," jawab saksi.
Diakui saksi, bahwa pernah ada transaksi yang masuk ke rekeningnya sebesar RP 3,5 miliar.
Nah, ketika Putra Wibowo diberikan kesempatan oleh Hakim Ketua Yoes Hantyarso SH, apakah keterangan yang disampaikan saksi Purnomo itu benar semua, atau ada yang salah ?
"Saya tidak pernah ketemu saksi. Saksi salah mengenali orang. Yang ketemu itu Ricky Media Putra," jawab Putra Wibowo.
Sementara itu, saksi Tiara Rina menyatakan, ia kenal dengan Ricky Media putra di rumahnya di Sun City. Dia dikenalkan Yenny Fatmawati (istri Ricky Media Putra).
Saksi dikash uang Yenny untuk buka rekening BCA dan BNI pada Desember 2021 lalu. Token, ATM, dan buku tabungan diambil Yenny. Untuk pembukaan 2 rekening itu, saksi dikasih Rp 400 ribu dan Rp 600 ribu.
Ada transaksi masuk sebesar Rp 12 miliar atas nama Sutikno di rekening BCA, namun saksi lupa akan hal itu. "Semua transaksi dikendalikan oleh Ricky Media Putra (Direktur). Katanya buka rekning untuk jualan buku," ujar saksi Tiara.
Sedangkan saksi Sutikno menerangkan, bahwa uang yang disita penyidik sebesar Rp 45 juta. Mengenai adanya transaksi yang masuk rekening sebesarRp 14 miliar, saksi sudah tidak ingat lagi.
Saksi pernah ditelepon dan diperintahkan untuk membuang ATM dan buku rekening tabungan.
Saksi Sutikno mengaku pernah ke kantor Viral Blast di SUrabaya dan ketemu admin, Dimas Yudianto.
Nah, setelah pemeriksaan dirasakan sudah cukup, Hakim Ketua Yoes SH bertanya pada Jaksa Darwis SH, masih kurang berapa saksi lagi yang akan dihadirkan di persidangan oleh Jaksa ?
"Kurang lebih masih 31 saksi lagi Yang Mulia Majelis Hakim," jawab Jaksa.
Mendengar hal ini, Hakim Ketua Yoes SH mengatakan, mengingat masih banyak saksi yang belum dihadirkan, maka sidang akan dilakukan dua kali dalam seminggu.
"Mulai minggu depan, sidang akan digelar Rabu (24/7/2024) dan Kamis (25/7/2024) mendatang. Kami akan efektifkan persidangan agar cepat selesai," tegasnya.
Sehabis sidang, PH Shobirin SH dan Tomy SHm menegaskan, saksi Purnomo itu ketemu dengan Ricky Media Putra, dikiranya Putra Wibowo. Keterangan saksi itu salah.
"Kita majukan ke depan dan diperlihatkan foto Ricky Media Putra dan Putra Wibowo. Saksi takut atau bingung. Logikanya, nggak masuk juga macam Putra Wibowo muter-muter cari orang. Saksi Purnomo itu temannya Ricky ketika SD.," ungkapnya.
Dalam keterangan sebelumnya, Shobirin SH menjelaskan, sebenarnya yang melakukan penipuan itu bukan Putra Wibowo, tetapi yang merekrut members atau leader. Sebab, dana itu tidak ditransfer ke perusahaan, tetapi ke persorangan/pribadi.
Harapannya , kalaupun Putra Wibowo dianggap bersalah, bisa diberikan hukuman yang seringan-ringannya. Karena menurut Shobirin SH, Putra Wibowo bukan pelaku utamanya. (ded)
0 komentar:
Posting Komentar