728x90 AdSpace

  • Latest News

    Jumat, 29 Oktober 2021

    Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Dimulai Untuk Siswa SMP di Kabupaten Jember

     









                                 


    SURABAYA (mediasurabayarek.com) -  Kabupaten Jember masuk  dalam wilayah  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3, karena cakupan vaksinasi Covid-19 masih rendah.

    Pembelajaran tatap muka boleh dilaksanakan secara terbatas dengan peserta maksimal 50 persen, kecuali untuk pendidikan anak usia dini dan sekolah luar biasa.

    Dalam laporannya, Endang Sulistyawati dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jember menyebutkan, bahwa pembelajaran tatap muka terbatas dilaksanakan dan sudah dimulai pada jenjang SMP, karena para siswanya sudah divaksin mencapai 88.31 persen.

    "Untuk pembelajaran SD,TK dan PAUD masih dilakukan secara daring. Belajar tidak harus di kelas, bisa di luar kelas atau sekolah ," ucap Endang Sulistyawati.

    Menurutnya, para guru yang sudah divaksin mencapai  98,3 persen dan tenaga pendidik yang  sudah divaksinasi  mencapaii 96,7 persen. Untuk para guru dan tenaga pendidik sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas.

    "Kami merasa senang,  Badan Kerjasama dan Manajemen Pengembangan Universitas Airlangga (BKMP UNAIR) bekerjasama dengan Kabupaten Jember. Kami menerima paket bantuan sebanyak 1.468, yang didistribusikan untuk SD, SMP dan SLB," ujar Endang Sulistyawati.

    Setelah Endang dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jember menyampaikan laporannya, webinar Pengenalan Pendekatan Perubahan Perilaku Terkait Protokol Kesehatan Dalam Rangka Mendukung Pembelajaran tatap muka terbatas yang sehat dan aman Kabupaten Jember, dibuka via online oleh Dewi Retno Suminar dari BKMP UNAIR.

    Giliran pertama selaku pembicara adalah  Afrianto Kurniawan dari Unicef menyatakan, pentingnya pemenuhan sanitasi sekolah di satuan pendidikan dalam rangka mendukung pembelajaran tatap muka yang aman dan sehat di masa Pandemi Covid-19.

    Komponen sanitasi sekolah/madrasah  meliputi (1) sarana sekolah berupa sanitasi yang lengkap, termasuk jamban terpisah antara laki laki dan perempuan dengan air bersih yang tersedia sepanjang waktu.

    Termasuk fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan tersedia sabun, tempat sampah dan saluran pembangunan air kotor.

    Kedua (2) adalah perilaku hidup bersih, cuci tangan pakai sabun secara rutin, buang air di jamban, buang sampah pada tempatnya, minum air yang layak konsumsi.

    Ketiga (3) adalah manajemen sanitasi  berbasih sekolah, Biaya operasional sanitasi sekolah dan kegiatan promosi hidup bersih dan sehat dalam RAPBS dan mendorong partisipasi masyarakat.

    "Dengan adanya tiga komponen sanitasi sekolah itu akan tercipta lingkungan yang bersih, siswa yang sehat, dan lingkungan yang bersih," kata Afrianto.

    Kondisi sanitasi sekolah di Jawa-Timur terungkap fakta, bahwa 8 dari 10 satuan pendidikan (SD, SMP, SMA, SMK dan SLB) di jawa Timur tidak memiliki sarana air atau sanitasi atai CTPS (lengkap) di sekolahnya. 

    Dan  1 dari 3 madrasah semua jenjang di Jatim telah memiliki sarana air, sanitasi dan kebersihan lengkap. 

    "Manfaat sanitasi sekolah/madrasah adalah langkah awal mewujudkan  lingkungan belajar yang sehat, melaksanakan program sanitasi sekolah yang berkualitas mampu mencegah penyebaran penyakit. Cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan resiko terkena penyakit diare sebesar 30 persen pada murid sekolah yang mempraktekkan cuci tangan pakai sabun," cetus Afrianto.

    Sementara itu, Muthmainnah S.KM, M Kes dari FKM UNAIR mengatakan, pentingnya pengembangan media promosi kesehatan berbasis aplikasi, mengingat teknologi internet telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak anak sampai orang tua. 

    "Banyak pelajar menggunakan internet untuk  berbagai keperluan mulai dari untuk bersosialisasi maupun mencari informasi tentang pendidikan, ilmu pengetahuan ,berita, kesehatan, games terbary, situs jejaring sosial untuk mencari teman dan lainnya," ungkapnya.

    Penggunaan teknologi dapat dijadikan sebagai strategi intervensi dalam promosi kesehatan remaja. Kolaborasi lintas disiplin ilmu seperti kedokteran, psikologi, kesehatan masyarakat dan ilmu komputer dapat mencipatakan inovasi yang menarik untuk menggunakan teknologi digital guna meningkatkan kesehatan pada remaja.

    "Efektivitas media edutainment sebagai strategi penguatan program Genre era pandemi Covid-19 di Kabupaten Malang," tukas Muthmainnah S.KM, M Kes . (ded)





    • Blogger
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Dimulai Untuk Siswa SMP di Kabupaten Jember Rating: 5 Reviewed By: Media Surabaya Rek
    Ke Atas